Dou Sayuri Lapor Pelaku Rasisme ke Polda Maluku Utara

Yakob menegaskan dia tidak menerima permintaan maaf apapun di sosial media, dari sosial media mereka menghina dan mengejeknya, tidak segampang itu, sehingga tindakan ini diproses lebih lanjut

HUKRIM, Kota Ternate345 Dilihat

TERNATE, HR – Pemain Malut United Duo Sayuri resmi melaporkan dugaan hinaan rasisme di media sosial ke Polda Maluku Utara dengan Nomor : STTLP/39/V/2025/SPKT/Polda Malut.

Sayuri bersaudara ini mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SKPT) Polda Malut didampingi Kuasa Hukum dan perwakilan managemen Malut United.
Laporan ini ditujukan keenam akun dilaporkan Yakob dan Yance terdiri dari @pikz97_(Taopik Rahman), @anggarama88 (Rama Ramadan), @rio.ramdani_, @hadifikri (Fikri Hadi Nugraha), @gcattur, @kadekagung45 (Kadek Agung Wardana).
Salah satunya akun @gcattur mengomentari : “udah hitam pemain alay anak pun hitam šŸ’”

Yakob Sayuri usai melapor di SKPT Polda Malut mengatakan, ia mendatangi Polda Malut untuk melapor tindakan rasisme.

“Disini kami datang ke Polda Malut untuk melapor tentang rasisme yang kita alami di medsos, kami tidak tinggal diam dan kami harus segera ambil jalur hukum supaya pelaku yang rasis kepada kita bisa bertobat dan di kemudian hari tidak ada pelaku berikutnya lagi,” tandasnya, Selasa (6/5/2025) di Polda Malut.

Kata dia, rasis ini bukan hanya ke dirinya pribadi, tetapi ke suporter Malut United, orang Malut dan Papua.

Yakob berharap laporan tersebut di proses lebih cepat dan pelaku rasisme ini bisa segera ditemukan.

Yakob menegaskan dia tidak menerima permintaan maaf apapun di sosial media, dari sosial media mereka menghina dan mengejeknya, tidak segampang itu, sehingga tindakan ini diproses lebih lanjut.

Sementara, Yance mengatakan, banyak yang rasisme usai pertandingan melawan Persib Bandung.

“Saya ketika buka sosmed banyak yang rasis ke keluarga, ke saya pribadi hanya saja saya anggap ini suporter, makanya saya langsung blokir tanpa saya lihat. Dan beberapa lagi bukan ke saya, tapi menghina anak dan istri saya, sehingga ini saya anggap sudah berlebihan,” cetusnya.

Duo Sayuri mengaku ada enam akun yang dilaporkan. Namun, dua pemain Timnas Indonesia menyampaikansemoga ini menjadi pelajaran untuk pemain dan suporter, semoga kedepan tidak terjadi hal – hal seperti ini yang mungkin merugikan diri sendiri dan orang lain diluar sana.

Sementara, Perwakilan Managemen Malut United Asgar Saleh menyatakan, pihaknya mendampingi kedua korban, karena sepak bola universal dimana – mana sudah tidak bicara lagi soal rasis.

“Apalagi penghinaan itu bukan saja kepada pemain tetapi ke keluarga, orang Papua secara keseluruhan dan ini melanggar. Ini menganggu psikologi Yakob dan Yance serta keluarga, kita masih punya match sisa. Olehnya itu, laporan di polisi, kita harap di proses dan pelaku rasisme di Indonesia tidak lagi muncul di kemudian hari,” tegasnya.

Postingan tersebut menurut Asgar, tidak ada reaksi berlebihan dan membalas dengan rasisme yang sama. Tidak ada juga penghinaan di medsos dari suporter di Malut.

“Kita dewasalah untuk mendukung sebuah club dan itu tidak patut dicontohi, ini mudah – mudahan menjadi pelajaran bagi teman – teman di Malut bahwa semua tim bola yang datang disini kita harus hormati baik pemain, pelatih dan keluarga mereka, karena mereka membawa nama daerah. Apalagi Yakob dan Yance ini pernah memperkuat Timnas Indonesia, ini merupakan aset Indonesia yang patut kita jaga dan kebanggaan nasional. Mereka dihina, disakiti, kita juga sama- sama tersakiti,” akunya.

Ditempat yang sama, Kuasa Hukum Lauritzke Mantulameten menambahkan, tadi kronologis sudah disampaikan Yakob, Yance dan management. Pihaknya berfikir untuk menjaga stabilitas keamanan pertandingan, proses ini tetap dilanjutkan ke tingkat lebih serius.

“Hari ini berkesempatan laporan polisi, tidak lagi aduan. Sehingga pihak pihak yang telah menyatakan ujaran kebencian dalam bentuk rasis terhadap Duo Sayuri kami lanjuti secara hukum. Semoga laporan ini dapat diproses oleh penyidik dari Ditreskrimsus Polda Malut,” pungkasnya.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *